Tuesday, March 22, 2011

PROPOLIS dan LEUKOSIT berlebih

Sumber: http://syaraabun.wordpress.com/

Adalah Pak Basar, member PT MNI dengan nomor ID: INDGG0005F yang tadi pagi bertandang ke Stokis (Warung Biyang Propolis) untuk menambahkan lot downline-nya. Pak Basar dahulunya memiliki cacat bawaan yaitu darah putih (Leukocytes) terlalu banyak untuk umurnya. Sehingga beliau punya peluang resiko tinggi menderita kanker darah (Leukemia). Beliau mudah sekali terjangkit alergi. Kulit melepuh-lepuh dan bernanah. Tak boleh kontak terlalu lama dengan ‘besi’, katanya.

Pada waktu masih bekerja di perusahaan, enak beliau karena biaya perawatan masih ditanggung perusahaan. Namun setelah pensiun, siapa lagi yang menanggung? Maka beliau mengonsumsi propolis yang waktu itu diperoleh dari isterinya Ibu SUHARTINI (INDGG0005D). Baru empat hari megonsumsi, bukannya membaik, malah muncul gejala alergi yang parah. Hampir semua wilayah tubuhnya terjangkit. Yang paling sakit adalah telapak kakinya yang bengkak bernanah. Berikut adalah gejala alergi pasca minum propolis itu setelah 2 minggu, jadi luka-luka sudah mengering.







Foto-foto diatas ada atas ide anak beliau. Sekali lagi, foto-foto itu diambil 14 hari setelah Pak Basar mengonsumsi propolis. Jadi sudah lumayan mengering. Nah, tadi pagi ketika datang ke Stokis, langsung saja saya minta bersedia difoto lutut dan kakinya. Dah hasilnya adalah sebagai berikut; tinggal ada bekas-bekas luka biasa, dan pak Basar merasa tetap segar.

Gejala Autisme Hilang Sesudah Memakai Produk Lebah

Sumber: http://healindonesia.wordpress.com/2008/12/26/gejala-autisme-hilang-sesudah-memakai-produk-lebah/


Ada khabar gembira bagi orang tua yang anaknya menderita autisme! Perawatan dengan terapi lebah (apitherapy) secara rutin selama kurang lebih 6 bulan, bisa memberikan perkembangan menakjubkan mengatasi autisme.


Putera saya, Aldo, lahir di Pontianak pada tahun 2000 melalui operasi caesar. Pada umur 5 bulan, mulai terlihat keanehan pada Aldo. Pandangannya tidak dapat fokus, dan pada waktu mulai berjalan sering membenturkan kepalanya ke dinding, belum dapat berbicara, hiperaktif, dipanggil sering acuh, sering berbicara sendiri yang tidak jelas artinya. Sepertinya ia mempunyai dunianya sendiri.

Pada usia 1.5 tahun, Aldo melakukan test BERA (Brain Evoked Response Audiretry) yaitu test untuk mendeteksi apakah pendengaran anak-anak berfungsi dengan baik di laboratorium RSU. Dr. Sardjito, dan dinyatakan tidak ada gangguan. Sedangkan hasil test EEC menunjukkan adanya gangguan pada syaraf otaknya. Kemudian melakukan tes psikologis tumbuh kembang anak dan dari hasilnya diketahui adanya kecenderungan mengarah ke autisme. Kemudian, dari hasil tes virus, juga diketahui bahwa terdapat virus Rubella +126 pada syaraf di tubuhnya. Selain itu, Aldo juga pernah diimunisasi MMR (Measles, Mumps, Rubella) untuk mencegah campak, gondongan, dan campak Jerman.

Setelah itu, selama 1 minggu, Aldo mengalami panas tinggi, dan ciri-ciri autisnya semakin jelas terlihat, seperti memukul-mukulkan tangan tanpa sebab yang jelas, jalan berjinjit, suka berteriak-teriak, sulit makan, sulit BAB, emosinya tinggi. Pada usia 2 tahun, Aldo mulai bersekolah di TK autis Dian Amanah, dan mulai menggunakan produk-produk X, seperti Honeybee PollenS dan Clover Honey.

Setelah mengkonsumsinya selama 3 hari, konsentrasi belajarnya semakin meningkat dan nafsu makannya semakin membaik. Dan selama kurang lebih 6 bulan mengkonsumsi, banyak perkembangan yang semakin membaik, seperti konsentrasi belajar dan nafsu makan yang membaik, BAB lancar, tingkat hiperaktifnya berkurang, tidak lagi rentan terhadap penyakit radang tenggorokan dan flu, seperti sebelumnya. Enam bulan kemudian, saya menambahkan Propolis untuk dikonsumsi Aldo. Virus dalam tubuhnya pun mulai hilang, bicaranya semakin jelas dan terarah, walaupun masih meniru (Echolalia), ciri-ciri autismenya pun semakin menghilang.

Resep Alami Tanpa Efek Samping untuk Autisme

Seperti Anda lihat pada kesaksian di atas, autisme bisa diatasi dengan pemberian produk terapi lebah, seperti bee pollen, propolis, dan madu murni (Clover Honey). Tidak semua produk madu bisa memiliki efek terapeutik seperti ini karena tergantung dari faktor sumber lebah yang dipakai, proses pabrikasi, dan sebagainya.

Semua produk lebah tadi adalah 100% alami, tidak pahit, dan sangat sederhana pemakaiannya. Tidak perlu dikupas, dipotong-potong, diparut, diperas, direbus, dan lain-lain. Produk-produk ini sudah diproduksi dalam bentuk tablet dan cair yang siap pakai.

Jika Anda tertarik mendapatkan resep alami seperti kesaksian Aldo di atas untuk mengatasi autisme, silahkan klik di sini.

Demam Berdarah Dengue (DBD)


Pada Tgl. 18 Februari 09 sore , aku dilarikan ke RS.Tarakan-Jakarta oleh Opung ku krn hasil Lab menyatakan Demam Berdarah Dengue.

Keesokan hari jam 9 pagi aku minta Propolis ke Mama dan diberikan 2 tetes dicampur ¼ gelas air minum. Mama berikan sebanyak 7 kali dalam 1 hari, ada perasaan tidak nyaman ( mules, sakit kepala , dll ) kata Mama rasa itu sementara saja karena virus DBDnya sedang dibuang oleh Propolis dan aku jadi sering buang air kecil (detoksifikasi-red).

Sambil kami berdoa minta kesembuhan kepada Tuhan YME agar cepat pulang dari RS.

Dan jawabanNya Esok harinya tanggal 20 Februari 09, aku diperbolehkan pulang oleh Dokter karena katanya Trombositku sudah mencapai angka Normal . Puji Tuhan....

DALAM SEHARI saja Aku minum Propolis sebanyak 2 tetes dicampur ¼ gelas air minum sebanyak 7 kali, AKU SUDAH SEMBUH DARI DBD (Demam Berdarah Dengue)

Sedangkan pasien DBD yang lain ada yang 3-4 hari belum boleh pulang, karena kadar Trombositnya belum normal kembali.

Mama memang selalu mempertimbangkan dan mengkombinasikan antara Pengobatan Medik dan Herbal. Terbukti… Propolis cepat menyembuhkan sakitku, Oya sebelumnya Abangku Norman juga Demam selama 2 hari tapi Abangku langsung diberikan Propolis dan Cepat Sembuh. Trimakasih Propolis Melia, dan memang Propolis THE BEST.

Kini Kami setiap hari minum Propolis 2 tetes, kata Mama untuk Security Kesehatan kami.

Abel Pasaribu - umur 9 tahun - Jelambar, Grogol, Jakarta Barat.

Kanker Payudara Stadium 4 Sembuh dg Propolis



ilaturahmi dan Buka Bersama Leader dan Member PT MNI bersama Masyarakat Depok dan sekitarnya, telah berlangsung dengan meriah, Minggu 21 September 2008 pukul 14.00 - 18.00 di Hotel Bumi Wiyata, Jl. Margonda Raya, Depok.
Yang paling menarik sebetulnya, pada acara itu adalah kesaksian khasiat MELIA PROPOLIS untuk penyembuhan KANKER. Kesaksian pertama dari Ibu Euis Sofyan, penderita kanker payudara stadium IV yang membaik dan mengering setelah mengonsumsi 10 paket Melia Propolis dalam waktu 4 jam. Klip kesaksian Ibu Euis dapat dilihat di: http://www.youtube.com/watch?v=QhOURT1kKS4

Kesaksian kedua dari Ibu Hj. Aan Harun yang berhasil menyembuhkan cucunya dari gejala kanker darah. Klip kesaksian Ibu Hj. Aan dapat dilihat di:
http://www.youtube.com/watch?v=iVNN2eint2s



Ibu Euis & Suami (Haji Sofyan)



Kanker Ibu Euis 3 minggu setelah pecah (belum mengonsumsi Melia Propolis)



Setelah Mengonsumsi 7-8 paket (3 bulan)



Perawatan Intensif: dibersihkan dengan alkohol setiap jam



Setelah mengonsumsi 7-8 paket (3 bulan)



Luka Kanker mulai Mengering (mengkonsumsi 10 paket - 4 bulan)



Bengkak di ketiak mengempis

Gambar-gambar itu menunjukkan perkembangan yang sangat berarti.

Mengonsumsi 10 paket Melia Propolis (Rp 5,500,000) selama 4 bulan telah semakin membuat Ibu Euis percaya diri dan memompa semangat beliau untuk sembuh. Ketegaran dan semangat (keinginan) untuk sembuh dan dukungan moril dari suami dan keluarga Ibu Euis sungguh sangat mendukung.

Pada akhirnya Ibu Euis menyimpulkan bahwa untuk dapat mengatasi penyakit ganas ini beliau berpegang pada:
Menerima penyakit apa adanya dan berusaha hidup normal dengan penyakitnya,
Percaya penuh (tanpa keraguan) kepada pemberi informasi tentang Propolis,
Menjalani terapi dengan teliti dan disiplin.

Herpes

Luka Infeksi

Luka Diabetes

KATARAK




Propolis & Gagal Ginjal, Stop Cuci Darah

Sumber: 'http://www.trubus-online.co.id/trindo3/index.php?option=com_content&view=article&id=4478:stop-cuci-darah&catid=115:obat-tradisional&Itemid=506'

Adhitya Tri Wardhana kejang, seluruh badan kaku, dan lemas. Ternyata itu gejala gangguan fungsi ginjal sehingga mesti cuci darah.

Acara liburan kelulusan sekolah di Bali pun riuh, guru dan teman-teman yang tengah asik bermain panik. Mereka membawa Adhitya yang saat itu berusia 16 tahun ke rumahsakit. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan fungsi ginjal Adhitya positif turun. Di tubuhnya terdeteksi penumpukan sisa metabolisme protein dan kekurangan elektrolit. Itulah sebabnya dokter memberi suntikan elektrolit untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.

Kondisi kesehatan yang tidak bagus memaksa Adhitya mengakhiri liburannya lebih cepat dan pulang ke Surabaya, Jawa Timur. Wiwik Sudarwati MPd, ibunda Adhitya, tidak percaya jika ginjal anaknya bermasalah. “Waktu berangkat ke Bali, Adhitya masih segar bugar. Tetapi kok tiba-tiba sakit,” kata ibu 3 anak itu. Oleh karena itu Wiwik kembali membawa Adhitya ke Rumahsakit Sint Vincentius a Paulo (sohor dengan nama RKZ atau Roomsch Katholiek Ziekenhuis), Surabaya. Hasil diagnosis dokter sama saja: bungsu tiga bersaudara itu mengalami gangguan fungsi ginjal.

Sejak itu Adhitya rutin mengkonsumsi obat-obatan dan mengecek kesehatan sebulan sekali. Beraktivitas berat pun terlarang. Menu makanannya juga diatur. Adhitya menghindari konsumsi makanan berprotein tinggi. Tujuannya supaya ginjal tidak bekerja terlalu berat dalam membuang sisa-sisa metabolisme protein. “Adhitya hanya boleh mengkonsumsi protein 40 g sehari,” kata Wiwik.

Cuci darah

Hampir 3 tahun Adhitya hidup di bawah pengawasan dokter. Selama itu ia tidak mengalami keluhan sakit. Namun, menjelang pelulusan SMA, kesehatan pria yang kini berusia 22 tahun itu drop. Saat itu ia mengikuti banyak kegiatan bimbingan belajar sehingga sering pulang malam dan pola makanan pun tidak terkontrol. Akibatnya, Adhitya kembali menginap di rumah sakit.

Dokter mendiagnosis positif gagal ginjal. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar kreatinin dalam darah tinggi mencapai 12 mg/dl, kadar normal 0,6—1,2 mg/dl. Solusinya cuci darah 2 kali sepekan. Saat ini biaya sekali cuci darah berkisar Rp800.000. Namun, keluarga memutuskan Adhitya untuk mengkonsumsi obat-obatan. Pilihan itu ternyata berisiko tinggi.

Buktinya berselang 2 hari setelah menolak saran dokter, Adhitya kembali menjalani pemeriksaan darah. Hasilnya, kadar kreatinin semakin melonjak, 15 mg/dl . Dokter mengingatkan lagi untuk segera cuci darah. Bila dibiarkan, kreatinin akan meracuni organ tubuh lain. Dokter juga memberikan opsi lain, yaitu transplantasi ginjal. Salah satu dari orangtua Adhitya harus rela menyumbangkan ginjal kepada sang anak. “Biayanya mencapai Rp400-juta,” ujar Wiwik.

Menurut dr Sidi Aritjahja, dokter di Yogyakarta, gagal ginjal merupakan ketidakmampuan ginjal menyaring dan mengeluarkan zat-zat racun, seperti kreatinin, dari tubuh sehingga menumpuk dalam darah. Kadar kreatinin tinggi menandakan organ yang mirip seperti biji kacang merah itu gagal bekerja. Kondisi itu berbahaya karena bisa meracuni organ tubuh lain. Oleh sebab itulah penderita gagal ginjal harus menjalani cuci darah.

Kali ini, Adhitya manut terhadap saran dokter. Ia dirawat-inap dan melakukan cuci darah rutin 2 kali sepekan. Setelah 18 hari menginap di rumahsakit, dokter mengizinkan Adhitya pulang. Namun, setiap 5 hari sekali ia harus kembali untuk cuci darah. Selain itu ia juga harus tetap menjaga menu makanan supaya pencernaannya tidak memberatkan kerja ginjal.

Propolis

Pada pertengahan 2007, Wiwik bertemu salah satu rekannya, Baktiono. Ketika itulah Baktiono menyarankan kepada Wiwik agar memberikan propolis untuk mengobati Adhitya. Menurut Baktiono konsumsi propolis bagus untuk meringankan beragam penyakit. Propolis merupakan produk yang dihasilkan lebah Apis cerana dan Apis mellifera. Jika madu terdapat di dalam sarang heksagonal; propolis di luar sarang. Menurut Ir Hotnida CH Siregar MSi, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor, lebah pekerja mengolah propolis dari berbagai bahan seperti pucuk daun, getah tumbuhan, dan kulit beragam tumbuhan.

Tertarik dengan saran itu, Wiwik lantas membeli 1 botol propolis. Ia kemudian menyuruh Adhitya mengkonsumsinya 3 kali sehari sebelum makan. Dosis sekali minum 1 sendok makan propolis yang dicampurkan dalam 50 cc air. S atu setengah bulan rutin mengkonsumsi propolis, Adhitya melakukan cek darah. Hasilnya positif, kadar kreatin turun di bawah 10 mg/dl. Menurut dokter yang memeriksa kadar kreatin di bawah 10 mg/dl tidak perlu cuci darah.

Hasil itu merupakan kabar gembira bagi Adhitya dan keluarga. Bahkan setahun rutin mengkonsumsi propolis, ia pun tak pernah lagi diwajibkan untuk cuci darah. Pemeriksaan laboratorium terakhir, pada pertengahan 2008, menunjukkan kadar kreatin turun menjadi 4 mg/dl. Sejak itu Adhitya rutin mengkonsumsi propolis sampai sekarang. Selain tak perlu cuci darah, konsumsi propolis juga meningkatkan stamina. Dulu Adhitya sering lemas dan cepat capai. Sekarang kondisinya lebih energik dan fit. Mahasiswa di Universitas Bhayangkara itu pun leluasa beraktivitas sehari-hari. “Dulu ke mana-mana harus diantar, sekarang sudah bisa pergi sendiri,” kata Wiwik.

Dengan rutin mengkonsumsi propolis, Adhitya kini terbebas dari cuci darah. Menurut Liu CF, periset di National Taipei College of Nursing, antioksidan propolis mampu melindungi ginjal dari kerusakan parah. Khasiat itu dibuktikan Liu secara in vivo pada hewan percobaan. Ia menguji 2 kelompok tikus yang menderita gagal ginjal akut. Satu kelompok diberi propolis; kelompok lain, tanpa propolis.

Sejam setelah pemberian propolis, Liu lalu mengamati tingkat kerusakan ginjal tikus. Hasilnya, kerusakan ginjal kelompok yang tidak mengkonsumsi propolis lebih parah ketimbang kelompok yang mendapatkan asupan propolis. Itu ditandai dengan meningkatnya kadar malondialdehid (MDA) dalam ginjal tikus. Kadar malondialdehid tinggi mengindikasikan terjadinya stres oksidatif yang bisa memicu kerusakan ginjal.

Menurut Prof Dr Mustofa Mkes Apt, periset di Bagian Farmakologi & Toksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, sifat antioksidan pada propolis lantaran mengandung senyawa flavonoid dan polifenol. Senyawa aktif itu melindungi tubuh dari gempuran radikal bebas penyebab kerusakan sel. Dengan terlindungnya ginjal dari kerusakan parah maka proses regenerasi sel pun bisa lebih mudah berjalan. Adhitya Tri Wardhana merasakan manfaat itu. Ia terbebas dari cuci darah sejak rutin mengkonsumsi propolis. (Ari Chaidir/Peliput: Rosy Nur Apriyanti)

Propolis dipanen dari sarang lebah Rosy Nur Apriyanti
Khasiat antioksidan propolis melindungi ginjal dari kerusakan parah Ari Chaidir

Jantung

Sumber: "http://propoliatawon.blogspot.com/p/penyakit-yang-sudah-di-sembuhkan-oleh_14.html"

Drs. MULYADI Nasir, 55 th- Jakarta, Hp. 0817 405 500

Dalam usia saya yang sudah 55 th..memang tidak bisa terhindar dari penyakit akibat pola hidup

dimasa lalu. Penyakit yang saya derita antara lain Sakit Jantung ;Pembesaran Pembuluh Jantung, Saya adalah perokok berat sebelumnya. Akhirnya dengan penyakit ini Dokter melarang saya merokok dan harus periksa rutin (pengawasan RS. Harapan Kita) serta konsumsi obat seumur hidup.

Pebruari 2009 yang lalu seorang teman memperkenalkan Melia Propolis kepada saya. Karena saya memang suka ramuan alami maka Melia propolis saya konsumsi dengan senang hati. Namun hasilnya sangat luar biasa, diluar dugaan saya sebelumnya. Obat dokter tidak saya konsumsi lagi, saya sekarang merasa lebih sehat dan bugar...Bonus sekitar Rp. 6 jt,- Buat saya yang penting Sehat Lebih Utama sedang jika ada keuntungan material Mantap juga tuh.....

HIV AIDS

Sumber: "http://propoliatawon.blogspot.com/p/penyakit-yang-sudah-di-sembuhkan-oleh_14.html"

Bp. Taufik dinyatakan Negatif dari HIV Aids oleh Lab RS. ISLAM Jakarta Pd. Kopi pada pertengahan bulan Nopember 2009 yl.

Ceritanya bermula dari perkenalan bp. Taufik dengan Propolis sekitar bulan Agustus 2009. Propolis ini diperkenalkan abang beliau yaitu bp. Mulyadi Nasir yang memang mengetahui bahwa Bp. Taufik positif terinfeksi HIV Aids sejak beberapa tahun sebelumnya. Bp. Taufik mengkonsumsi propolis secara rutin dengan dosis rendah 5 tetes setiap minum 2-4 kali sehari.

Awal bulan Nopember 2009 yang lalu bp. Taufik merasa badannya Lemas dan Tidak bertenaga. Lalu Keluarga dekat beliau sepakat untuk merawat nya di RS. ISLAM Jakarta pd. Kopi kurang lebih 1 minggu ketika itu propolis tidak pernah ditinggalkan untuk diminum.

Dirasa sudah agak pulih bp. Taufik ingin di rumah saja namun sebelum pulang bp.Taufik minta pihak RS. untuk mengetes Darah khususnya Virus HIV. Betapa Kaget dan Bersyukurnya beliaujuga Keluarga setelah mengetahui hasil lab, bp. Taufik terbebas dari HIV AIDs.

Bp. Taufik berucap "MELIA PROPOLIS benar OBAT seperti yg tertulis dalam Al-Qur'an srt. An-Nahl 68-69. Maha Besar Engkau Ya Tuhan". Bp. Taufik adalah Kepala Manajemen Stockis Melia Nature Pd. Kopi Jakarta Timur.

Diabetes, Ginjal, Gangguan Penglihatan

ABDUL MULKI, Praja Dalam Kebayoran Lama: “Orang tua saya berusia lebih kurang 70 tahun. Beliau menderita diabet akut sehingga merambah ke gagal ginjal dan gangguan penglihatan. Karena gagal ginjal, orang tua saya harus cuci darah seminggu dua kali.

Awalnya kakak saya hanya dikasih 2 botol Melia Propolis oleh temannya (Pak Havizd) untuk diteteskan ke mata. Satu minggu kemudian ketika mau cuci darah, ibu saya sudah dapat melihat dengan jelas. Akhirnya kakak saya langsung memesan Melia Propolis dan Melia Biyang untuk Ibu. Alhamdulillah setelah mengonsumsi keduanya secara teratur selama 6 bulan, sekarang ibu saya sudah tidak cuci darah lagi. Fungsi ginjalnya sudah membaik. Yang luar biasa, kedua kaki ibu saya yang luka-luka akibat diabet akut, sekarang sudah sembuh.

Terimakasih Melia.

sumber: http://1propolis.blogspot.com/2010/09/diabetes-ginjal-gangguan-penglihatan.html

Wednesday, March 9, 2011

Human Growth Hormon (HGH)
Ilmu pengetahuan telah mengetahui bahwa tua adalah suatu penyakit yang dapat dihambat dengan meningkatkan tahap HGH dalam tubuh.


Sejarah Human Growth Hormon
HGH ditemukan pada tahun 1920-an setelah dilakukan penelitian dan penyelidikan para ahli telah memperoleh jawaban untuk mengobati anak yang perkembangan tumbuhnya lambat yaitu dengan HGH. Tetapi HGH yang diambil dari otak manusia yang telah meninggal menimbulkan masalah yaitu penyakitnya terbawa semua.

Pada tahun 1985 para ahli genetik menemukan HGH yang aman, dengan menggunakan mikro-organisme tergenetik. Dr. Daniel Rudman merupakan ahli yang pertama mendapati bahwa HGH dapat mengembalikan proses kedewasaan bagi golongan manusia yang berusia antara 61 sampai 81 tahun, dimana hasil penelitian inidimuat dimajalah medical new england pada bulan juli 1990. Banyak pro dan kontra yang terjadi setelah berita tersebut dimuat. Beberapa waktu kemudian banyak para ahli yang melakukan penyelidikan tersebut, diantaranya adalah Dr. Edmund yang bisa membuktikan penelitian yang dilakukan Dr. Rudman.

Melia Biyang HGH

adalah ramuan alami yang berkhasiat untuk merangsang kelenjar pituary/hipofisis dibagian otak kita supaya terus menghasilkan Hormon Pertumbuhan Manusia (Human Growth Hormon) lalu merangsang IGF-1 yang terus berkurang sesuai dengan pertambahan usia dan membantu membalikkan usia biologis kita sehingga akan mengurangi atau mencegah resiko timbulnya penyakit.

Seiring bertambahnya usia maka makin merosot pula HGH yang dihasilkan oleh kelenjar pituary dan ini juga menyebabkan kemerosotan fungsi2 organ. Pada usia 20-30 tahun kemerosotan HGH terjadi 14%, pada usia diatas 30 sampai 50 tahun sampai pada 50% dan pada usia 80 tahun terjadi kemerosotan hingga 80%, tetapi sebagian besar manusia banyak yang mengalami kemerosotan HGH yang sangat serius pada usia 35 sampai 40 tahun yang disebabkan gaya hidup yang berubah, polusi dan lain-lain.



Bahan kandungan Melia Biyang HGH
Asam Amino
Kolostrum (susu awal sapi)
Vitamin B1, B2, B3, B6, B9
Cara efektif merangsang HGH
Memakai HGH secara teratur sesuai aturan
Makan makanan yang berprotein, kurangi makanan yang berkarbohidrat dan lemak
Berolahraga
Tidur cukup
Manfaat Melia Biyang HGH
Mengurangi tekanan darah tinggi
Mengurangi lemak badan
Meningkatkan kolesterol HDL dan menurunkan kolesterol LDL
Merangsang fungsi organ seperti otak, jantung, hati, pankreas, limpa dan ginjal
Membantu pembentukan otot
Meningkatkan elastisitas dan ketebalan kulit
Menyegarkan kulit dan membantu menghilangkan kerutan pada kulit
Meningkatkan pertumbuhan rambut dan mengembalikan warna rambut
Meningkatkan kekuatan mental
Meningkatkan daya ingat
Meningkatkan daya tahan tubuh
Mempercepat proses pemulihan luka, cedera penyakit
Menguatkan tulang
Memperbaiki penglihatan
Meningkatkan kemampuan seks

x